Sarolangun – Keadaan mendadak tegang di SMAN 4 Sarolangun, Senin pagi. Bentrokan antarsiswa di sekolah ini telah menimbulkan luka-luka pada empat pelajar, yang menurut Camat Mandiangin, M Fadhilah, luka tersebut disebabkan oleh senjata tajam. Ini adalah sebuah eskalasi serius dari perkelahian-perkelahian yang sebelumnya bisa diredam.
“Biasanya mereka sering terlibat keributan, namun hari ini mereka menggunakan senjata tajam,” kata Camat Fadhilah. Korban telah dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas terdekat. Kasat Reskrim Polres Sarolangun, Iptu Cindo Kottama, membenarkan tiga dari empat korban mengalami luka cukup serius, salah satunya di kepala.
Kejadian ini tidak hanya menimbulkan duka, tetapi juga kecaman dan aksi dari masyarakat. Keluarga korban menuntut pelaku ditangkap dan memblokir Jalan Lintas Sarolangun-Jambi sebagai bentuk protes. “Saat ini kami sedang berada di sini, dalam proses mediasi pembukaan blokir jalan,” ujar Camat Fadhilah.
Bayu Maksum Oktaka, tokoh pemuda Mandiangin, mengungkapkan bahwa mediasi sudah mau dimulai. “Namun dari pihak Desa Rangkiling, belum ada yang datang, jadi belum ada hasil,” katanya. Ia menyesalkan kejadian ini, yang sudah pernah terjadi beberapa bulan lalu namun berhasil dimediasi.
Aksi pemblokiran jalan telah membuat ratusan kendaraan terjebak. Sukarmidi, salah satu sopir travel, terjebak selama empat jam. “Kami masih nunggu dalam mobil, lapar dan haus,” keluhnya.
Kekerasan antarsiswa di SMAN 4 Sarolangun ini telah menimbulkan dampak sosial yang lebih luas. Dari luka-luka para korban hingga pemblokiran jalan yang mengganggu banyak orang. Upaya mediasi terus dilakukan, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan. Kejadian ini memperlihatkan betapa pentingnya pendidikan karakter dan mediasi konflik di lingkungan pendidikan.(*)