Dekrit alarm menyambut awal September di Kabupaten Muaro Jambi, Sumatra. Puluhan hektar lahan milik masyarakat terbakar, menimbulkan kepungan asap dan keprihatinan tentang kelanjutan dari bencana alam ini. Lahan yang terbakar tersebar di beberapa kecamatan seperti Kumpeh Ulu, Kumpeh, Sungai Gelam, Sungai Bahar dan lainnya.
Menurut Zuhdi, Kasi Penanggulangan dan Kesiapsiagaan BPBD Muaro Jambi, Kecamatan Kumpeh Hulu tercatat sebagai area dengan kerusakan paling parah. “Ada tiga desa yang terkena dampak, yakni Desa Ramin dengan 18 hektar, Desa Pudak 5 hektar, dan Desa Kota Karang 1 hektar. Jika ditotal, keseluruhan lahan yang terbakar mencapai 36,5 hektar,” papar Zuhdi.
Akan tetapi, terdapat juga daerah yang belum dapat dipastikan berapa luas lahan yang terbakar, yaitu di Desa Talang Duku. “Kami masih melakukan penyelidikan untuk memastikan seberapa besar lahan yang terbakar pada 9 Agustus 2023,” kata Zuhdi.

Dalam upaya memitigasi bencana ini, Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Muaro Jambi berpatroli di kawasan yang rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). “Tim BPBD bekerja sama dengan TNI/Polri dan Manggala Agni untuk mengendalikan api. Baik melalui jalur darat maupun jalur udara Water Bombing,” tambah Zuhdi.
Insiden ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya kewaspadaan dan penanggulangan dini terhadap Karhutla. Tidak hanya menjadi pekerjaan pemerintah dan lembaga terkait, tapi juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam memitigasi bencana ini. Jangan sampai kabut asap menjadi awan kelam yang menutupi harapan dan masa depan Kabupaten Muaro Jambi.(*)