Jasad seorang guru berinisial AS (34) menggegerkan warga setelah ditemukan penuh luka dan mengambang di sebuah parit di Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebelum ditemukan tewas, korban awalnya pamit kepada istrinya dengan alasan mau pergi ke acara pengantin (kondangan).
“Jasad korban ditemukan sekitar pukul 06.30 Wita,” kata Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Faisal Syam saat dimintai konfirmasi, Selasa (24/11/2020).
Berdasarkan kronologi yang dihimpun kepolisian setempat, korban awalnya pamit kepada istrinya pada pukul 20.00 Wita, Senin (23/11), lantaran hendak ke acara pengantin yang tidak jauh dari rumahnya di Desa Muladimeng, Ponrang, Luwu. Lalu sekitar pukul 22.00 Wita, AS sempat menelepon istrinya, kemudian menyampaikan bahwa dia sudah mau pulang ke rumah.
“Tapi korban tak kunjung sampai ke rumah,” tutur AKP Faisal.
Hingga keesokan harinya, salah satu warga setempat bernama Fahruddin melihat jasad korban mengapung di sebuah parit tepi jalan. Fahruddin pun bergegas memberitahukan kepada kepala desa setempat.
“Dia menyampaikan kepada Kepala Desa Muladimeng bahwa ‘Ada AS di kali didapat, tapi kalau saya lihat sudah meninggal mi‘,” ujar Faisal mengulas laporan saksi kepada kepala desa setempat.
Atas laporan saksi itu, kepala desa setempat dan warganya lantas datang ke lokasi. Warga setempat sempat menunggu petugas kepolisian datang karena tubuh korban penuh luka. Namun belakangan mereka sepakat untuk mengevakuasi korban dari sungai
Menurut AKP Faisal, kesepakatan warga untuk melakukan evakuasi tersebut terjadi karena mereka tahu bahwa AS memiliki riwayat epilepsi yang diduga sebagai penyebab ia terjatuh ke parit. Sementara itu, luka robek pada bibir, luka pada wajah, kaki, lengan, dan perut, diduga dialami korban saat dia terjatuh akibat epilepsinya kambuh.
“Diperkirakan, saat korban keluar dari pesta dan terkena penyakitnya (epilepsi), sehingga terjatuh ke bawah parit tanpa ada masyarakat yang melihatnya,” tutur Faisal.
“Adapun luka yang dialami korban tersebut merupakan luka akibat benturan pada saat korban terjatuh ke parit, sedangkan luka lecet merupakan akibat dari gigitan binatang berupa keong dan akibat korban sudah terlalu lama di dalam air dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan,” sambung Faisal.
AKP Faisal juga menyebut korban memang memiliki riwayat epilepsi seperti dilaporkan pihak Puskesmas Ponrang. Sementara itu, sejumlah warga setempat bersaksi bahwa epilepsi AS memang kerap tiba-tiba kambuh.
“Bahkan korban pernah sementara naik motor dan tiba-tiba korban terjatuh dari motornya karena terkena penyakitnya,” ujar dia.
Di lain sisi, lanjut AKP Faisal, pihak keluarga AS, dalam hal ini istrinya, telah sepakat menerima peristiwa kematian suaminya sebagai musibah atau akibat penyakitnya kambuh.
“Sehingga tidak ada lagi hal-hal yang akan dipermasalahkan oleh pihak keluarga korban,” kata Faisal.(*)