Bintara polisi non muslim itu ikut menggotong miniatur Masjid–tempat ibadah umat Islam–, tanpa sedikitpun canggung. Sementara bintara non hindu turut berjibaku dalam tari kecak Bali. Suasana keberagaman kental nuansa NKRI di acara Penutupan Pendidikan Siswa SPN Polda Sulteng. Diinisiasi Irjen Pol Syafril Nursal.
——————-
Atraksi yang diperagakan bintara baru di lapangan SPN Polda Sulteng itu membetot perhatian publik. Ribuan mata yang menyaksikan berbagai peragaan dalam suasana NKRI itu mendadak terbelalak. Sederet tetamu penting misalnya, ikut berdecak kagum.
Atraksi itu menampilkan kolaborasi seni. Menggabungkan seni marawis–dengan lantunan shalawat nabi–, dan di lanjutkan dengan peragaan tarian kecak dari bali. Lalu berturut-turut diikuti tarian Dero dari Poso serta tarian Kaili khas budaya Palu. Yang membuat menarik karena semua tarian ini dimainkan secara bersamaan.
“Tarian itu menggambarkan bahwa siswa SPN paham dan mengerti tentang beragam budaya yang ada di Sulawesi Tengah. Serta siswa sebagai bintara yang baru sudah siap di terjunkan ke masyarakat,”ucap Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Inspektur Jenderal Polisi Syafril Nursal.
Disamping melaksanakan tugas umum kepolisian, kata Syafril Nursal, bintara baru dengan pangkat brigadir dua itu mesti mampu dan paham seni budaya Sulteng yang amat banyak dan mulitbudaya. Karena di Sulteng ada suku Bali, Bugis, Jawa dan lain-lain.
“Sehingga mereka harus bisa menjadi pengayom diantara keberagaman itu,”katanya.
Maka, kata dia, semua bintara dari beragam agama dan keyakinan itu, bisa satu dan tak canggung memperagakan atraksi–yang boleh jadi bukan bagian dari keyakinannya–. Beberapa non muslim misalnya, tetap bersemangat memanggul miniatur masjid. Sementara non hindu malah paling getol menarikan tari kecak khas hindu Bali.
Semuanya bersatu dalam keberagamaan.
“Sengaja kita jemas dalam koreografi yang sangat baik dan apik. Paling penting kental NKRI,”ujarnya.
Satu hal yang ingin ditonjolkan jenderal polisi asal Kerinci, Jambi itu : menggagas misi Indonesiais dalam menatap Masa depan Indonesia–yang bersanding di tengah-tengah masyarakat yang Multikuktur–. Sang jenderal berharap polisi menjadi garda terdepan dalam mengenyahkan benih-benih perpecahan dan polarisasi.
Komisaris Besar Polisi Novia Jaya, Dirlantas Polda Sulteng mengimbuhkan, jumlah siswa yang didik di SPN Polda Sulawesi Tengah sebanyak 185 orang. Semuanya di nyatakan lulus dengan formasi penempatan tugas yaitu :
- Baharkam Dit PoLair 1 orang.
- Baharkam Dit Samapta 6 orang.
- Korp Brimob 17 orang.
- Densus 3 orang.
- SPN 2 orang.
- Dokkes 1 orang.
- Polda SuLteng 155 org.
Berikut Foto-fotonya :