Kendati belum banyak bergerak, tapi, tingkat kesukaan dan keterpilihan terhadap petahana Fachrori Umar melesat tinggi, jauh meninggalkan rivalnya. Perbandingan survei Februari dan November 2019.
———————-
Fachrori kian optimis menatap Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2020, mendatang. Maklum, elektabilitas Gubernur Jambi itu menunjukkan tren naik, dalam tempo relatif singkat.
Ketua Tim Keluarga Fachrori Umar, Miftahul Ikhlas, mengatakan berkaca dari dua survei berbeda–Idea Institute dan Charta Politika–, menunjukkan bahwa elektabilitas Fachrori meningkat di angka 5,1 Persen.
Elektabilitas sang petahana merujuk survei Idea Institute Indonesia pada Februari 2019 lalu, memang masih bercokol di angka 5,3 Persen. Tapi, begitu di survei oleh Charta Politika pada November 2019, kemarin, tingkat elektabilitas Fachrori, ehhh,,,rupanya melejit. Melompat ke angka 10,4 Persen.
Ada kenaikan sekitar 5,1 Persen.
“Kenaikan ini tidak main-main. Dahsyat nih…,”ujar Miftahul Ikhlas.
Padahal, menurut Paul–begitu ia kerap disapa–, Fachrori sama sekali belum bergerak. Jangankan turun menggalang massa, laiknya kandidat lain. Baleho, spanduk ataupun bilboard sosialisasi bergambar Fachrori pun belum terpasang.
“Bang Puk (Fachrori), belum secara terbuka menyatakan maju. Tapi, respon publik sungguh luar biasa. Angka elektabilitasnya melesat tinggi. Bagaimana kalau sudah bergerak dan sosialisasi?,”katanya.
Paul lantas membandingkan elektabilitas empat kandidat lain yang berada di posisi teratas. Fasha misalnya.
Menurut Paul, elektabilitas Fasha pada Februari 2019, sudah diangka 14,7 Persen. Begitu di survei pada bulan November, elektabilitas Fasha hanya berada di angka 16 persen.
“Elektabilitas Fasha kelihatan stagnan. Angka kenaikannya kecil, cuma 2,7 Persen. Berbeda dari Fachrori. Elektabilitasnya melonjak tajam di angka 5,1 persen,”katanya.
Dari riset itu, Paul haqqulyakin, Fachrori bakal kembali melenggang menuju tahta Gubernur. Respon publik menunjukkan sinyal bahwa sang petahana kian dicintai.
Menurut Pengamat Politik Dr Dedek Kusnadi, Fachrori tak bisa dianggap remeh. Mantan Hakim Pengadilan Agama itu punya basis rill di Kabupaten Bungo.
Selain itu, ia ditopang oleh kekuatan finansial yang jumbo. Dengan modal kapital itu, Fachrori diyakini akan sangat mudah memobilisasi pemilih.
Fachrori misalnya, disokong para konglomerasi jaringan keluarga. Mayoritas keluarga besar Fachrori adalah pengusaha, baik di bidang infrastruktur, properti maupun tambang Batubara.
Kepemilikan modal kapital adalah prasyarat penting dalam arena Pilgub.
Dari catatan Jambi Link, untuk kelas Pilgub paling tidak harus menyiapkan modal Rp 75 Miliar hingga Rp 100 Miliar.
“Fachrori tak diragukan lagi kalau soal modal,”kata Dedek.
Sejak terjun ke politik menjadi Wakil Gubernur dan kini menjadi Gubernur Jambi, Fachrori piawai memelihara jaringan. Terutama dari kelompok Aparatur Sipil Negara (ASN).
Kekuasaannya saat ini memudahkan ia bermanuver mengaktifkan jaringan.
Kesuksesan Ria Mayang Sari, putri kandungnya mendulang suara terbanyak untuk kursi DPD RI itu misalnya, tak lepas dari peran Fachrori.
Padahal, figur Mayang bukanlah tokoh yang menonjol dan dikenal. Kemenangan Mayang ini cukup membuktikan bahwa Fachrori sangat kuat dan mampu menggerakkan jaringan.
“Bayangkan anaknya bisa menang telak di Kerinci? Bagaimana kalau Fachrori langsung yang bertanding?,”katanya.
Dedek mengatakan, Fachrori nantinya akan berlaga dalam kondisi yang sangat fit. Dia petahana, punya mesin jaringan dan logistik yang kuat.
Menurut Dedek, kelebihan lainnya, Fachrori termasuk politisi andal. Ia pandai membaca medan dan peluang. Dulu ketika menjadi Wakil Gubernur di periode pertama, Fachrori tercatat sebagai kader Golkar.
Di periode kedua, Fachrori memilih loncat ke Nasdem. Karena melihat posisi Golkar yang tak menguntungkan.
“Saat ini, baru Fachrori yang kelihatan sudah punya perahu. Paling tidak Nasdem,”ujarnya.
Sejak digadang maju di ajang Pilgub, Fachrori mulai dijodoh-jodohkan dengan sejumlah nama, seperti Kapolda Jambi Muchlis, Sukandar (Bupati Tebo) dan Cek Endra (Bupati Sarolangun).(*)
[AWIN]