Kerap muncul bersama, dua pesohor–Gubernur Fachrori dan Inspektur Jenderal Polisi Muchlis AS–, dinilai punya chemistry politik. Serasi berduet pada Pilgub 2020 mendatang.
—————–
Yale yale yale yale yale
Hati senang tiada menentu
Bagaikan kumbang menghisap madu……
Inilah lagu yang dilantunkan Kepala Kepolisian Daerah Jambi Muchlis AS bersama-sama Gubernur Fachrori pada malam kenegaraan 17 Agustus 2019, Sabtu malam, kemarin. Keduanya kelihatan akrab.
Seusai Kapolda, giliran shahibul bait berdendang. Menyanyikan lagu Batanghari aeknyo lah tenang, lagi-lagi dua tokoh tersohor itu mengumbar mesra.
Sampai-sampai Ketua DPRD Cornelis Buston dan Wakil Walikota Jambi Maulana ikut naik ke atas pentas dan lalu mereka bergoyang bersama putra-putri Pasukan Pengibar Bendera Sang Saka (Paskibraka) Merah Putih. Aula rumah dinas gubernur malam itu mendadak riuh.
Bisik-bisik diantara tetamu pun menyembul.
“Pasangan kuat nih…,”ujar salah satu tamu yang duduk di kursi barisan kedua paling depan itu.
Fachori dan Irjen Pol Muchlis AS dinilai pasangan serasi pada Pilgub 2020 mendatang.
Pengamat Kebijakan Publik Dr Dedek Kusnadi yang turut hadir acara malam itu menyebut Kapolda dan Gubernur sepertinya punya chemistry politik. Keduanya, kata Dr Dedek Kusnadi, sudah kelihatan akrab sedari pagi.
“Kapolda selalu hadir dan mendampingi acara-acara gubernur. Dari kacamata politik, ini bisa ditafsir bahwa keduanya punya kecocokan. Kalau gak cocok, mana bisa bersama terus…,”kata Dr Dedek Kusnadi sembari tersenyum.
Bukan itu saja, menurut Dr Dedek Kusnadi, keduanya kerab tampil bersama dalam berbagai acara. Kapolda pun, lanjut Dr Dedek tak segan memasang foto profil bersama Gubernur Fachrori di kontak whatsapp-nya.
“Ini pertanda,”ujarnya.
Malam itu, Kapolda beberapa kali kelihatan berswafoto bersama gubernur. Keduanya kelihatan dekat, akrab dan sesekali tergelak lebar. Hampir tak ada batas.
Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifudin Jambi ini berujar, sebagai petahana di Pilgub 2020 nanti, Gubernur Fachrori kudu mencari sosok pendamping yang dianggap cocok. Sepertinya, Jenderal Muchlis adalah jawabannya.
Terlebih lagi, posisi Fachrori kini kian menguat, ditengah melemahnya sosialiasi calon lain semisal, Bupati Sarolangun Cek Endra dan Walikota Jambi Sy Fasha. Keduanya kelihatan tidak tampak melakukan gerakan intensif dan massif, akhir-akhir ini. Sebaliknya, Fachrori malah kelihatan kerap muncul di media dan bergerak massive ke masyarakat.
Nah, Dr Dedek mengatakan,
“Duet ini realistis. Akan benar-benar kuat,”ujarnya.
Menurut pendiri pusat kajian politik itu, memang belum ada kajian ilmiah atau survei yang memetakan kekuatan duet Fachrori-Muchlis. Tapi, dari analisis dan pengamatannya dilapangan, duet ini diyakini akan sangat kuat.
Fachrori misalnya, selain ditopang kekuatan modal juga punya basis rill di Kabupaten Bungo. Fachrori juga disokong jejaring konglomerasi. Mayoritas keluarga besarnya adalah pengusaha kaya raya, baik di bidang infrastruktur, properti maupun tambang Batubara.
Kepemilikan modal kapital merupakan prasyarat utama dalam Pilgub. “Tak perlu diragukan lagi kalo soal modal. Fachrori sudah sangat siap,”kata Dedek.
Fachrori pun punya tim yang sangat solid. Kesuksesan putri kandungnya, Ria Mayang Sari menggulung suara terbanyak DPD RI itu, tak lepas dari peran Fachrori. Kemenangan Mayang di tengah figurnya yang belum kelihatan menonjol dan kentara itu menegaskan satu hal : Fachrori sukses mengkonsolidasi tim dan menggerakkan jaringan.
“Bagaimana kalau Fachrori langsung yang bertanding?,”katanya.
Figur Kapolda pun tak bisa dianggap enteng. Jenderal polisi bintang dua itu, selain punya sumber daya besar, ia juga tokoh kuat dan bervisi besar. Tengok saja, bagaimana tangan dinginnya sukses mengikis ketegangan ataupun konflik sosial, baik saat Pilkada ataupun diluar Pilkada.
“Ini bukti sang jenderal bisa mengorganisir anak buahnya dengan dengan cara cerdas. Misalnya melakukan pola pendekatan persuasif, Ini cerdas sekali,”jelas Dedek.
Selain itu, menurut Dedek, Muchlis adalah tokoh pencipta sejarah di Jambi. Dialah Kapolda Jambi pertama yang berpangkat bintang dua. Kenaikan tipe Polda Jambi, tentu atas campur tangan dan kontribusi besarnya.
Sepanjang sejarah kapolda jambi, Muchlis memang satu-satunya kapolda yang beretnis melayu Jambi. Pria kelahiran 5 Mei 1962 di Terusan, Maro Sebo Ilir, Batanghari, itu merupakan lulusan Akpol 1987—satu angkatan dengan Jenderal Polisi Tito Karnavia, Kapolri–.
Dimata Tito, Mukhlis dikenal sosok bayangkara yang taat beragama. Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahkan sampai menyebut,
“Beliau sering menjadi imam dan juga penceramah, saat taruna dulu,” kata Tito ketika meresmikan pergantian Tipe Polda Jambi setahun lalu.
Peluang duet Fachrori-Muchlis terbuka lebar. Apalagi sang ipar Fachrori adalah jenderal bintang tiga di Mabes Polri.
“Pak Muchlis boleh jadi terkoneksi ke Fachrori lewat adik iparnya. Karena mereka sama-sama dari korps bayangkara,”imbuh Dr Dedek.
Jika betul duet ini terwujud, Dr Dedek haqqul yakin mereka akan menjadi pasangan mencolok dan tangguh. (*)
[ARDY IRAWAN, AWIN]