Tujuh nama calon wakil gubernur yang mendaftar ke Partai Amanat Nasional (PAN) belum bisa menggoyahkan hati Gubernur Fachrori. Ratu Munawaroh sempat dipertimbangkan oleh Fachrori dan lingkaran terdekatnya, tapi malah terpental di DPP PAN.
———————————-
Abdul Rahman sukses menembus DPP PAN melalui jalur tikur. Ia terdaftar di detik-detik terakhir. Pengusaha asal Riau ini berniat mengejar posisi wagub karena membaca internal PAN tak solid mendukung Ratu Munawaroh.
“Bu Ratu dakdo serius diurus oleh PAN,”ujar C, sumber orang dekat Ratu Munawaroh.
Menurutnya, Gubernur Fachrori sebenarnya setuju dengan Ratu. Tapi, Ratu gagal mendapat rekomendasi DPP. Tak ada nama Ratu, mulai muncul skenario solo karir.
Rahman yang masuk ditengah jalan, justru sukses melobi DPP PAN. Tapi, Rahman tak disukai lingkaran terdekat istana.
Gubernur Fachrori membaca Rahman sengaja diutus Sy Fasha untuk mendampinginya. Kelak, ketika Fachrori cuti dari Gubernur, tentu Rahman yang akan menjadi Plt Gubernur.
Fasha dan Fachrori diperkirakan bakal menjadi rival pada Pilgub 2020 mendatang.
“Pak Fachrori berterus terang keberatan. Itu disampaikan ketika Rahman berkunjung ke kantor Gubernur,”ujar N, sumber lain di internal Pemprov Jambi.
Lain Rahman lain pula Al Amin Nasution.
Ia memanfaatkan tiket PKB untuk mendapatkan posisi wagub. Amin–begitu dia disapa–, pontang-panting melobi koalisi dan elit partai.
Semua koneksinya di tingkat pusat diaktifkan. Dibantu Sofyan Ali–Ketua DPW PKB Jambi–Amin terus bergerilya hingga di last minute.
Amin berhasil mendapat dukungan PAN, justru di detik-detik terakhir.
Ketua DPW PAN Bakri dan Sekretarisnya Khusaini sampai stand by hingga larut malam, Selasa 16 Juli 2019, di kantor DPW PAN.
Malam itu, semua koalisi parpol sudah klop, termasuk PAN. PAN legowo hanya mengutus satu kadernya, Rahman. Dua nama yang diusulkan, yaitu Al Amin (PKB) dan Rahman (PAN).
Eh, NasDem malah berulah. Koalisi parpol gagal mengontak Ketua DPW NasDem, Agus Roni.
“Nomornyo dak aktif,”ujar sumber di PAN.
Padahal, masa pendaftaran hampir berakhir. Biro Organisasi Pemprov Jambi ikut stand by hingga larut malam. Mereka bersiap jika koalisi parpol mengirim dua nama secara resmi. Dan sesuai mekanisme, Pemprov melalui biro organisasi yang akan mengirimkan dua nama itu ke DPRD.
Tak ingin gagal, Amin terus bermanuver.
Ia melobi panitia pemilihan dan sejumlah fraksi di DPRD Provinsi Jambi, untuk meminta perpanjangan waktu pendaftaran. Surat sakti pun dikirimkan pukul 10 malam.
Menurut Mauli Pungulan, Sekretaris panitia pemilihan wagub, dua parpol koalisi sempat mengirimkan surat, dua jam menjelang masa pendaftaran berakhir.
Surat itu berasal dari DPW PKB dan DPW Hanura. Isinya, meminta perpanjangan waktu pendaftaran.
“Dikirim jam 10. Karena kantor sudah tutup, surat di titip ke pos satpam,”kata Mauli kepada wartawan di gedung DPRD Rabu pagi tadi.
Sementara, Ketua panitia pemilihan, Nasri Umar menutup ruang diplomasi. Ia ogah menanggapi ihwal surat sakti yang dikirim PKB dan Hanura itu.
“Sesuai mekanisme, masa pendaftaran sudah berakhir pukul 00 tadi malam. Tidak ada dasar hukum lagi mau perpanjangan,”tegas Nasri Umar, pukul 10 pagi.
Politisi Demokrat itu mengaku belum melihat, membaca ataupun menengok surat tersebut.
Tapi, ba’da zuhur, Nasri Umar yang kembali diwawancara wartawan mengaku sudah menerima surat itu.
“Surat jam 12.50 tadi diterima,”kata Nasri Umar.
Lalu, apakah masa pendaftaran diperpanjang?
“Secara administrasi, sudah tidak memenuhi syarat. Kita, panitia bekerja diikat waktu. Masanya sudah berakhir tadi malam,”kata Nasri Umar.
Tapi, Nasri menegaskan di dalam politik segala kemungkinan masih tetap terbuka. Apalagi, batas waktu yang ditetapkan UU adalah 18 bulan.
“Masih ada sampai Agustus bulan depan,”singkatnya.
Nasri tetap ngotot menutup ruang diplomasi.
Ia menyerahkan soal surat PKB dan Hanura itu kepada Pimpinan Dewan. Menurutnya, pimpinan dewan lah yang paling berwenang untuk memutuskan.
“Sesuai mekanisme, surat permintaan itu bisa diterima atau tidak tergantung pimpinan dewan,”katanya.
Ketua DPRD Cornelis Buston menegaskan akan mempertimbangkan surat dari PKB itu.
“Pasti kita pertimbangkan. Nanti akan dirapatkan dulu,”ujarnya.
Seperti apa kelanjut drama pengisian wagub ini? (*)
Penulis : Ardy Irawan
Editor : Awin