Para pendemo itu menelanjangi borok Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Dari masalah gratifikasi dengan Zumi Zola, praktik pungutan liar dana Uji Kompetensi Kesiswaan (UKK) di sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sampai masalah persekongkolan dengan hotel ternama. Mereka mendesak jaksa mengusut dan sekaligus Gubernur Fachrori mencopot Agus Heriyanto.
———————————–
“Kami pegang bahan dan data,”tegas Koordinator Aksi, Abdullah, Kamis 11 Juli 2019, kemarin.
Sembari mengangkat toa, pria yang akrab disapa Acok ini berorasi dipintu gerbang Kejaksaan Tinggi Jambi.
Berorasi dengan berapi-api, Acok mendesak jaksa mengusut dugaan pungli dana UKK oleh oknum Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
Menurutnya, besaran pungli mencapai Rp 50 ribu per siswa di beberapa SMK.
“Ini berdasarkan hasil investigasi kami,”ujarnya.
Bukan soal Pungli saja, kepada jaksa, mereka membeberkan dugaan praktik persekongkolan oknum disdik dengan salah satu hotel tershohor di Kota Jambi.
Acok mencurigai kenapa salah satu hotel ternama itu kerap dipakai untuk kegiatan atau acara-acara dinas pendidikan.
“Kok yang dipake hotel itu itu bae. padahal hotel lain banyak,”katanya.
Acok menengarai ada kaitan pemilik hotel sebagai salah satu pegawai di lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
“Praktik menguntungkan diri sendiri seperti ini harus di berantas,”ujarnya.
Karena itu, Acok yang memimpin massa Jaringan Pemantau Kewenangan itu mendesak jaksa segera beraksi.
Bukan kali ini saja Acok cs mendemo Dinas Pendidikan.
Dalam sepekan terakhir, setidaknya mereka sudah tiga kali menggelar aksi. Isunya sama: copot Kadis Pendidikan.
Sebelum berorasi di gerbang pintu masuk kejaksaan, mereka sempat berdemo di halaman kantor Gubernur Jambi.
JPK mendesak Gubernur Fachrori mencopot Kepala Dinas Pendidikan, Agus Heriyanto. Terkuaknya sejumlah masalah di disdik menjadi alasan utama.
“Copot Agus Heriyanto,”tegas Acok ketika aksi di kantor gubernur.
JPK sempat sewot lantaran berkali-kali aksi tapi tak pernah jumpa Gubernur Fachrori.
Kali ini, JPK mengancam akan menggelar aksi teaterikal dengan membentang spanduk panjang pada acara Dayung Nasional, pekan mendatang, jika tuntutan mereka tak diindahkan.
Wartawan Jambi Link Refor Diansyah berusaha menginformasi tudingan pendemo ini ke Agus Heriyanto.
Lebih lima kali Refor Diansyah bolak-balik ke kantor Disdik, Agus tetap tak berhasil ditemui.
“Bapak ndak ado dek,”ujar salah satu pegawai di ruang tunggu.
Esoknya, Refor kembali mendatangi kantor Disdik. Diruang lantai dua itu, terlihat ibu-ibu ramai duduk. Mereka di dampingi anaknya.
Sepertinya, ibu-ibu itu adalah orang tua murid.
Mereka mengaku hendak bertemu Kepala Dinas Agus Heriyanto.
“Mau masukkan anak sekolah dek. Mau ketemu bapak,”kata salah satu perempuan paruh baya itu, emoh menyebutkan namanya.
Tapi, salah satu pegawai di ruang tunggu Kepala Dinas itu seperti kurang bersahabat.
Ia berkilah,
“Pak Kadis lagi ndak ado,”singkatnya sembari mengumbar muka kecut.
Siangnya, Refor kembali datang.
“Bapak belum ada juga,”kata Putra, salah satu pegawai yang menjaga ruang tamu.
Jambi Link berusaha mengonfirmasi lewat telepon genggam, tapi nomornya bernada tidak aktif.(*)
Penulis : Refor Diansyah
Editor : Awin