JAKARTA – Jelang Pemilihan Presiden 2019, visi misi kedua pasangan calon presiden-wakil presiden sudah dapat dilihat di laman resmi KPU. Bahkan kedua pasangan pun sudah saling beradu argumen soal visi misi masing-masing pada sesi debat pertama dan kedua yang digelar beberapa waktu lalu.
Salah satu isu paling menjadi sorotan adalah mengenai pembangunan infrastruktur. Baik Jokowi maupun Prabowo saling mengungkapkan visinya dalam membangun infrastruktur ke depan. Hal tersebut tersaji pada debat sesi kedua dengan tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.
Pada debat kedua tersebut Jokowi mengungkapkan mimpinya menjadikan Indonesia sebagai negara dengan konektivitas data terbaik. Jokowi juga sempat menguraikan proses pembangunan Palapa Ring.
“Kita bangun Palapa Ring di Indonesia barat dan tengah yang sudah 100% selesai dan di timur masih 90% namun di pertengahan tahun akan selesai. Sistem 4G akan menjangkau semua kabupaten dan kota. Regulasi akan kita bangun. Memudahkan namun tetap mengendalikan,” ujar Jokowi pada debat capres kedua, Minggu (17/2/2018).
Selain itu janjinya soal program rumah ia mengatakan pemerintah akan menyediakan fasilitas uang muka dan fasilitas yang berbeda untuk perumahan. Fasilitas keuangan perumahan disebut Jokowi akan lebih memu-dahkan keluarga muda mendapatkan perumahan.
“Karena (fasilitas keuangan perumahan) itu disubsidi APBN sehingga lebih memudahkan keluarga-keluarga muda untuk mendapat perumahan,” ujarnya.
Di sisi lain, dalam debat capres kedua Prabowo berjanji akan melibat-kan masyarakat dalam membangun infrastruktur. Menurut dia, masyarakat merupakan salah satu komponen penting yang tak boleh dilupakan.
“Saya kira ini adalah esensi pendekatan kita, bahwa infrastruktur harus untuk rakyat. Maka, dalam perencanaan, penting untuk mengikutsertakan masyarakat yang akan terkena dampak,” kata Prabowo.
Selain itu, Prabowo menitikberatkan soal dampak ekonomi serta lingkungan hidup dan sosial terhadap masyarakat. Ia mengatakan pembangunan infrastruktur jangan sampai membebani masyarakat.
“Kita harus tetap menghitung keekonomian dan dampak lingkungan hidup dan sosial dari pembangunan infrastruktur tersebut. Karena itu, saya melihat masalah cost of money atau biaya uang yang untuk kita bangun. Saya lihat kita banyak utang untuk bangun infrastruktur. Ini akan berdampak pada efisiensi infrastruktur tersebut,” ujarnya.
Tak hanya menyinggung soal utang untuk pembangunan infrastruktur, Prabowo menyoroti soal ganti rugi untuk masyarakat yang terkena dam-pak pembangunan infrastruktur. Prabowo ingin pembangunan infrastruktur memberikan nilai tambah ekonomi bagi RI.
“Bagaimanapun, kita harus mencadangkan biaya ganti rugi untuk masyarakat yang tanahnya diambil atau memindahkan kehidupan mereka. Tidak bisa kita merampas tanah mereka tanpa memberikan lagi. Infrastruktur sangat penting, tapi harus berfokus pada kepentingan besar sehingga kita menghasilkan nilai-nilai tambah bagi ekonomi kita. Bukan jadi beban. Membayar utang menambah beban ekonomi,” tuturnya. (*)