Cadangan Jumbo Migas Masa Depan
SEJAK 9 Februari 2019 kemarin, Blok Migas Jambi Merang resmi alih kelola. JOB Talisman hengkang. Kini, Blok Migas yang terhimpit diantara pohon akasia Hutan Tanaman Industri (HTI) Sinar Mas Group itu sudah 100 Persen dikuasai PT Pertamina Persero. Blok Jambi Merang diklaim menyimpan cadangan besar Migas masa depan. Setara Rokan dan Cepu.
————————–
Muawwin
————————–
“Kami Siap………”
Dua kata itu menjadi bukti kesiapan Pertamina mengelola penuh Blok Migas Jambi Merang. Dua kata itu menggema disela-sela seremoni alih kelola yang berlangsung di Recreation Hall Sungai Kenawang Central Gas Plant, Bayung Lencir, Sumatera Selatan, Sabtu pekan lalu.
Seremoni alih kelola ditandai pemasangan helm kerja dan seragam kerja kepada salah satu karyawan terbaiknya, Devy Andriany. Perempuan murah senyum berhijab itu. Devy, kini resmi menjadi pekerja PHE Jambi Merang.
Seremoni juga ditandai dengan penyerahan dokumen alih kelola dan penyerahan simbolis peta wilayah oleh Operating CommitteeJOB Jambi Merang kepada SKK Migas, yang kemudian diserahkan kepada Pertamina Hulu Energi.
Sejak hari itu, Jambi Merang resmi dikelola oleh anak perusahaan Pertamina, yaitu Pertamina Hulu Energi atau disingkat PHE.
Pengambilalihan WK Jambi Merang, seperti dikatakan Direktur Utama PHE Meidawati, merupakan langkah strategis. Menurutnya, WK Jambi Merang memiliki potensi cadangan migas yang sangat tinggi.
Saat ini saja, rata-rata produksi minyak sebesar 4.092 barel per hari. Dan produksi gas sebesar 79,08 juta kaki kubik per hari.
Cadangan Migas di WK Jambi Merang juga sangat fantastis. Tercatat kurang lebih 388 billion cubic feet (bcf) gas. Dan 14,41 million metric stock tank barrels (mmstb). WK Jambi Merang, bahkan diyakini memiliki stok Migas setara Blok Rokan dan Cepu.
“Ini masih menjanjikan sekali, WK Jambi Merang masih menjadi salah satu blok andalan,” ujarnya disela-sela seremoni alih kelola WK Jambi Merang.
Dulunya, Blok Jambi Merang ini dikelola oleh Joint Operation Body (JOB) antara Pertamina dengan Talisman dan Pacific Oil & Gas Ltd. JOB itu memiliki dua lapangan operasi, yakni Sungai Kenawang dan Pulau Gading. Keduanya terletak di Bayung Lencir, Musi Banyuasin.
Meski terletak di wilayah Sumsel, namun Blok Migas ini disebut Jambi Merang. Penyebutan nama Jambi sendiri ada ceritanya. Migas di kawasan ini berada dalam patahan Jambi. Makanya, Blok ini disebut sebagai Jambi Merang.
Produksi pertama JOB Pertamina – Talisman di Jambi Merang itu dilakukan pada 2011. Puncak produksinya pada 2014. Produksi minyak sebesar 6.100 barel per hari. Dan gas sebesar 129 miliar british unit per hari.
Blok Jambi Merang sudah dikelola 30 tahun lamanya. Dimulai sejak 10 Februari tahun 1989. Dan sudah beberapakali alih kelola. Alih kelola pertama dimulai tahun 1992. Kemudian berlanjut tahun 1997, 1999, 2004, 2006, 2009, 2010 dan terakhir di tahun 2019.
Pengelolanya pun sudah berganti-ganti. Mulai dari Saga Petroeleun, Cue energy, Armada Hess, JOB Pertamina dan Talisman. Pada 31 Mei 2018 pemerintah secara resmi menyerahkan kelanjutan pengelolaan WK Jambi Merang kepada PHE.
“Ini merupakan amanat pengusahaan aset nasional. Dari hulu sampai hilir,”tegas Meidawati.
Dalam setahun terakhir, Pertamina memang konsen menguasai Blok Migas dari tangan Asing. Istilahnya nasionalisasi aset. Terutama blok migas yang memiliki cadangan besar. Seperti Blok Rokan. Kemudian lanjut Blok Mahakam. Dan kini yang terbaru Pertamina berhasil menguasai 100 persen WK Jambi Merang.
Di Jambi, Pertamina juga tengah mengincar salah satu Blok Migas terbesar di Indonesia. Yaitu Blok Jabung.
Blok Jabung saat ini dikuasai oleh PetroChina International Ltd. Raksasa minyak plat merah asal Tiongkok. Blok Jabung terletak di dua wilayah, yaitu Tanjab Barat (Gas) dan Tanjab Timur (Minyak dan Gas). Blok Jabung juga diklaim masih menyimpan cadangan Migas sangat besar.
Blok Jabung akan habis masa kontraknya pada 2023 mendatang. Saat ini, Pertamina dan PetroChina tengah bersaing memperebutkan blok tersebut sejak akhir 2018 lalu.
“Sebagai BUMN, kami terus mengupayakan yang terbaik. Memenuhi kebutuhan energi Nasional,”imbuh Meidawati.
Incar Cadangan Baru di Perbatasan Jambi-Sumsel
Meidawati menegaskan bahwa fokus PHE pada 20 tahun mendatang bukan hanya memanfaatkan cadangan tersisa. Mereka juga memasifkan kegiatan eksplorasi guna menemukan cadangan migas baru.
Menurut Meidawati, pengambilalihan WK Jambi Merang memang bertujuan menemukan cadangan-cadangan baru itu. Terutama di area perbatasan Sumsel-Jambi. Yang selama ini kurang tersentuh kegiatan eksplorasi.
PHE pun menggelontorkan uang US$ 239 juta untuk kegiatan selama lima tahun mendatang. Di WK Jambi Merang itu.
Pada tahun 2019, kata Meidawati, PHE menyiapkan dana sebesar US$ 39 juta untuk eksplorasi di luar wilayah kerja. Dan US$ 5 juta untuk eksplorasi di dalam wilayah kerja.
“Jadi tahun ini kita akan melakukan survei seismik 200 KM,”katanya.
Besarnya cadangan migas di Blok Jambi Merang, juga diakui Deputi Perencanaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jaffee Suardin. Menurutnya, baru kali ini mereka menemukan cadangan migas yang melebihi jumlah produksi.
Jika tak besar, manalah mungkin Pertamina ngoyo untuk mengambil alih. Apalagi, butuh biaya besar untuk proses ambil alih itu.
Ia meyakinkan, pengelolaan WK Jambi Merang memang untuk mengincar cadangan migas yang besar itu.
Ia optimistis bakal memperoleh cadangan dan produksi yang besar seperti halnya Blok Cepu dan Blok Rokan.
“Kondisi migas Indonesia masih seksi,”singkatnya.
Seremoni alih kelola itu dihadiri juga perwakilan dari Perusahaan raksasa Repsol. Kemudian Gubernur Sumsel yang diwakili Asisten III Pemprov Sumsel. Hadir pula Dandim Musi Banyuasin, Kapolres. Pertamina juga memboyong para wartawan, baik lokal maupun Nasional, ke lokasi WK Jambi Merang.
WK Jambi Merang itu terhampar diantara pepohonan akasia HTI milik Sinar Mas Group. Dua perusahaan ini dulu sempat bersitegang menyangkut masalah penggunaan lahan. Namun, sudah berakhir damai.
Lokasi ini berada sekitar 80 KM dari pusat Kota Jambi. Atau sekitar 2 Jam 30 Menit berkendara lewat jalur darat. Meski terletak di wilayah Sumsel, namun WK Jambi Merang lebih dekat dengan Provinsi Jambi. Minyak dan Gas yang didistribusikan juga melintasi wilayah Provinsi Jambi.
Untuk menemukan cadangan migas besar itu memang tidak mudah. PHE harus bekerja keras. Dengan baju baru itu, PHE optimis bisa merealisasikan target yang sudah dicanangkan.
“Mudah-mudahan dengan beralihnya ke PHE Jambi Merang, kami dapat lebih maju dan dapat mendukung program pemerintah dalam mewujudkan target produksi. Intinya, kami tetap semangat dalam berkarya. Kami siap………..,” tegas Devy Andriany, wanita yang menjabat sebagai Field GS Senior Supervisor itu.
Satu lagi harapan Devy, dan tentunya harapan seluruh karyawan. Dengan baju baru itu, terbersit harapan akan mendapat pendapatan baru pula. Pendapatan yang lebih baik lagi. (*)