JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap rencana ekspor jagung dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Amran mengungkapkan rencana ekspor jagung dari sentra produksi di Sulawesi pada periode panen raya Maret-April mendatang. Dia memfokuskan Filipina sebagai negara tujuan ekspor.
Kondisi itu suatu anomali di saat peternak ayam petelur (layer) kecil dan menengah di sentra peternakan ayam di Blitar dan daerah lainnya di pulau Jawa masih mengalami kekurangan suplai jagung kering sebagai bahan baku pakan ternak. Harga jagung saat ini juga masih bertahan di kisaran Rp 5.500 per kilogram.
Menurut Amran, ekspor akan dilakukan dengan syarat harga jagung di dalam negeri turun ke bawah Rp 3.000 per kilogram.
“Ini kan nanti, menuju panen raya di Maret-April. Jadi harus dipersiapkan dari sekarang. Tapi dipastikan harga di dalam negeri turun dulu di bawah Rp 3.000/kg ya,” ujar Amran di Gedung DPR, Senin (21/1/2019).
Dia pun bersikeras ekspor jagung ini bukanlah langkah pencitraan karena sudah dilakukan sejak lama.
“Bukan pencitraan di depan DPR, ini sudah diapresiasi seluruh anggota. Kita sudah menyetop impor jagung hampir 3,5 juta ton di tahun 2017. Intinya jangan dipolitisasi. Sekarang kan juga sudah selesai [impor terbaru],” jelasnya.
Seperti diketahui, untuk mengatasi kelangkaan jagung di sentra peternakan ayam, pemerintah di akhir November tahun lalu telah memutuskan impor sebanyak 100 ribu ton.
Jumlah itu kemudian ditambah 30 ribu ton di awal bulan ini karena belum seluruh peternak kelas menengah mendapatkan suplai tersebut. (*)