JAKARTA – Malam hari ini (10/1/2019) Bank Indonesia merilis hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal IV-2018. Dalam hasil surveinya kegiatan usaha tubuh positif pada kuartal IV-2018.
Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang tumbuh sebesar 6,19 persen. Nilai SBT kegiatan usaha yang positif menunjukkan adanya ekspansi, sedangkan nilai negatif artinya terjadi kontraksi.
Berdasarkan hasil survei BI, ekspansi kegiatan usaha pada kuartal IV-2018 terjadi akibat terjaganya permintaan terutama yang berasal dari dalam negeri.
Meskipun SBT positif, sejatinya perkembangan dunia usaha pada kuartal IV-2018 melambat dari kuartal sebelumnya, dimana SBT pada kuartal III-2018 sebesar 14,23 persen. Selain itu nilai SBT kegiatan usaha pada kuartal IV-2018 juga tercatat melambat secara year-on-year (YoY), dimana pada kuartal IV-2017 sebesar 7,4 persen.
Namun, bila dihitung secara tahunan perkembangan dunia usaha pada tahun 2018 mengalami peningkatan, dimana SBT rata-ratanya sebesar 12,39 persen, lebih besar daripada 10,97 persen pada tahun 2017.
Peningkatan kegiatan usaha terutama dialami oleh sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan, dimana nilai SBT kegiatan usaha sebesar 3,06 persen. Pada sektor tersebut, meningkatnya kegiatan usaha sebagian besar disumbang oleh sub-sektor Bank, dengan nilai SBT kegiatan usaha 1,84 persen.
Sektor Jasa-Jasa juga salah satu yang mengalami ekspansi cukup tinggi dengan nilai SBT kegiatan usaha sebesar 2,21 persen. Meski juga melemah dari periode yang sama tahun 2017 yang sebesar 3,28 persen.
Pertumbuhan investasi pada kuartal IV-2018 sedikit melambat dari periode sebelumnya. investasi menurun tipis dari 10,64 pada kuartal IV-2018, menjadi 10,51 persen.
Peningkatan investasi pada kuartal IV-2018 paling tinggi terjadi pada sektor Pengolahan dengan SBT investasi sebesar 2,71 persen, disusul sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (SBT 1,82 persen), dan sektor Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan (SBT 1,79 persen).
Dalam laporannya, BI menyebutkan bahwa sebagian besar investasi diakukan dalam bentuk mesin dan bangunan/pabrik. Dimana investasi mesin dikonfirmasi oleh 29,29 persen responden, sedangkan investasi bangunan/pabrik oleh 24,44 persen.
Faktor yang menjadi penghambat rencana investasi antara lain terkait perijinan (20,98 persen), dan suku bunga (18,71 persen).
Memang benar, sepanjang tahun 2018 BI sudah menaikkan suku bunganya sebanyak 6 kali, dan terakhir berada di level 6 persen. Tingginya suku bunga memang akan menghabat investasi, pasalnya biaya kredit akan meningkat, membuat investor berpikir lebih panjang untuk berinvestasi.
Namun, berita baik tidak datang untuk semua sektor usaha.
Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan tercatat mengalami kontraksi dengan SBT kegiatan usaha -2,06 persen pada kuartal IV-2018. Padahal pada kuartal sebelumnya mengalami ekspansi (SBT 0,54 persen). Hal ini sebenarnya menjadi wajar karena pada kuartal IV musim panen sudah berakhir, ditambah keadaan cuaca yang kurang mendukung.
Sepertinya dunia usaha juga masih optimis akan perkembangan dunia usaha ke depannya, diindikasikan dengan prediksi SBT kegiatan usaha yang tumbuh 9,35 persen pada kuartal I-2019. (*)