PIMPINAN Komisi X DPR RI Sutan Adil Hendra (SAH) meminta Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) menambah sektor usaha yang menjadi prioritas.
Selama ini menurut Anggota DPR RI dari Provinsi Jambi ini ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang ada di bawah pengembangan lembaga negara itu.
Dari keenam subsektor yang difokuskan tersebut, tiga diantaranya kriya, kuliner, dan fashion, menjadi prioritas dan sisanya, film, aplikasi termasuk pengembangan game, serta musik menjadi bidang unggulan.
Kebijakan ini menurut SAH kurang relevan dengan potensi ekonomi kreatif yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga perlu ada penambahan prioritas dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), ungkapnya di Jakarta (6/12) kemarin.
“Hasil kajian kami di Komisi X DPR RI potensi ekonomi kreatif kita justru sangat beragam tergantung corak dan budaya masing – masing daerah, sehingga spesifikasi ini perlu menjadi pertimbangan bagi BEKRAF dalam melakukan pembinaan usaha kreatif,” tandasnya.
Karena menurutnya dari data potensi di setiap daerah, kriya, kuliner, dan fashion hampir di setiap daerah ada. Kalau yang prioritas, biasanya ada keunikan, seperti dangdut menjadi musik global. Orang yang mendengar dangdut, tahu itu dari Indonesia, sifatnya lebih unik.
Selain itu, menurut dia, untuk mengembangkan ekonomi kreatif di seluruh Indonesia, pihaknya meminta gencar bekerja sama dengan pemerintah daerah. Sehingga pihaknya di pusat dapat menggabungkan masing-masing potensi yang ada di daerah.
Untuk itu, SAH menilai BEKRAF membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah dalam memetakan potensi yang masuk ke 16 subsektor sehingga bisa dikembangkan secara berkelanjutan.
Jika kerja sama dengan pemerintah daerah sudah terjalin dan pemetaan sudah dilakukan, pihaknya dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif, mulai proses kreasi, produksi, distribusi, pemasaran kepada konsumen, hingga konservasi, tandasnya. (*)