DEKLARASI Padang Anti Maksiat yang dihadiri ribuan orang mencuri perhatian Murady Darmansyah, caleg DPR RI dari Gerindra. Murady ingin acara serupa juga di gelar di Jambi. Mengingat pentingnya acara tersebut, Murady siap mendukung deklarasi serupa di Jambi.
“Ini suatu langkah intropeksi diri dan mawas diri untuk membangun semangat mengedepankan etika dan adab anak bangsa,” jelas Murady.
Politisi Gerindra ini menjelaskan, deklarasi Anti Maksiat ini didasari oleh keprihatinan yang mendalam atas munculnya gejala kerusakan moral anak bangsa. Wabil khusus semakin maraknya kasus LGBT yang menjangkiti pemuda dan pemudi di Indonesia. Atas dasar itulah, Murady mendukung pemerintah Jambi atau stakeholder lainnya untuk menggelar aksi serupa seperti di Padang.
“Kita kembali menghidupkan pemahaman masyarakat tentang membangun hidup yang berlandaskan adat serta meletak syarak ( agama) atas segalanya. Dengan qoute adat bersandi syarak dan syarak bersendikan kitabullah yaitu Quran dan hadis,”jelasnya.
“Perlu disadari bahwa betapa kita amat lemah dihadapan Allah. Maka yang diutamakan kita banyak memohon pada Allah dijauhkan dari bencana alam, bencana sulit hidup mengais rezki, bencana moral( sumbar dipeta geo moral banyak LGBT). Meramaikan Madjid dan surau meningkat ibadah,”imbuhnya.
Murady meyakini bahwa bencana alam yang acapkali mendera umat manusia terkadang merupakan sebuah teguran dari Tuhan.
Untuk diketahui, ribuan orang menghadiri Deklarasi “Padang Anti Maksiat” Minggu hari ini. Pejabat-pejabat kota Padang juga hadir dan membubuhkan tanda tangannya.
Deklarasi dimaksudkan untuk memberantas banyaknya perilaku menyimpang LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) dan berbagai bentuk maksiat lainnya di daerah itu. Deklarasi digelar di GOR H Agussalim, Padang, Minggu (18/11/2018) pagi.
Berbagai spanduk berisi kecaman terhadap pelaku maksiat dan LGBT bertebaran di lokasi.
“Mulai hari ini saya ingatkan untuk para pelaku maksiat untuk segera bertobat. Untuk para pembeking, saya tahu ada pembeking. Bertobatlah, karena anda semua akan berhadapan dengan seluruh pihak yang ada di daerah ini. Bukan hanya pemerintah daerah, tapi juga aparat keamanan,” kata Wali Kota Padang Mahyeldi Ansyarullah.
Menurutnya, para pelaku maksiat dan LGBT tak layak tinggal di Padang. Itu sebabnya, setiap malam personel Satpol PP diturunkan untuk melakukan operasi.
“Kita operasi setiap hari. Setiap malam. Tujuannya, agar daerah ini bisa bersih,” jelas Mahyeldi.
Untuk mewujudkan itu, ia menyebutkan, personel Satpol PP akan ditambah semakin banyak mulai tahun 2019 mendatang, untuk mendorong pembersihan Padang dari Maksiat dan LGBT.
Deklarasi diisi ceramah agama oleh Ustadz “Akhir Zaman” Zulkifli Muhammad dan Imam Masjid di New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali. Shamsi Ali adalah sahabat dekat Murady.
Keduanya juga mengingatkan bahaya yang muncul akibat perilaku maksiat.
Pada kesempatan itu dilakukan penandatanganan bersama deklarasi. Deklarasi ditandatangani beragam unsur, dari pemerintah daerah, legisaltif, perguruan tinggi, tokoh adat dan agama, termasuk perwakilan pimpinan seluruh agama.
Kegiatan diakhiri dengan aksi jalan kaki sepanjang lima kilometer, mengelilingi sejumlah titik di Kota Padang, samvil menyerukan bahaya maksiat dan LGBT.
Inilah Deklarasi Padang Bersih Maksiat:
Bismillahirahmanirahim..
Pada hari, Minggu tanggal 18 November 2018, kami menyatakan:
- Mendukung langkah pemerintah Kota Padang untuk menjadikan kota padang yang bersih dari maksiat seperti bersih dari perbuatan zina, LGBT, Narkoba, Miras dan lainnya.
- Dihimbau kepada masyarakat, organisasi, lembaga pemerintah dan swasta serta perguruan tinggi agar tidak melakukan perbuatan yang brrbau maksiat.
- Mari kita pelihara persatuan dan kesatuan, kita ciptakan situasi yang kondusif, aman, nyaman, teetiv serta bersih dari maksiat.
Dekalasi ditandatangani seluruh unsur masyarakat. Dari pemerintah daerah, tokoh adat, ulama, kaum perempuan Bundo Kanduang, generasi muda hingga tokoh berbagai agama yang ada. (*)