AK (12) mengalami momen tidak mengenakkan dihari pertama ia masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau tepatnya pada masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Betapa tidak, warga Alambarajo, Kota Jambi itu dikeroyok oleh kakak kelasnya sendiri. Hasil rontgen, pengeroyokan itu membuat kaki korban retak serius.
Arga, orang tua AK mengatakan penganiayaan terhadap anaknya terjadi pada Senin (18/7) kemarin. Dikatakan Arga, anaknya dianiaya saat berada di sekolah, yakni salah satu SMP negeri di Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Diceritakan Arga, awalnya anaknya berkenalan dengan sesama siswa baru, lantas mengobrol. Namun Arga mengatakan, siswa tersebut tersinggung dengan omongan korban lantas mengadu kepada kakak kelas.
“Anak saya dikerumuni dan diprovokasi, diajak duel. Karena anak saya tidak mau, akhirnya kakak kelasnya melakukan pemukulan,” ujar Arga seperti dikutip di Metrojmbi.com, Selasa (19/07/2022).
Akibat penganiayaan tersebut, Arga mengatakan anaknya mengalami luka memar pada punggung. Kemudian berdasarkan hasil rontgen, Arga mengatakan kaki anaknya juga mengalami keretakan. “Yang diingat anak saya pelakunya tiga orang,” ujar Arga.
Kejadian ini baru diketahui setelah orang tua korban dipanggil ke sekolah. Namun Arga mengatakan, ada kesan pihak sekolah mencoba menutup-nutupi kejadian tersebut.
“Terkesan ada sesuatu yang ditutupi. Dari keterangan mediasi awal, tidak sama dengan pernyataan anak saya setelah melakukan perjalanan ke rumah sakit. Karena di mediasi awal anak saya dilarang untuk menceritakan kronologisnya,” ungkap Arga.
Dia juga mengetahui alasan anaknya dilarang menceritakan kronologis pada saat mediasi awal di sekolah. “Kita tidak tahu. Pihak sekolah yang menjelaskan dan anak yang selisih paham pertamanya yang tersinggung sampai dengan apa yang didengarkannya dari komunikasi dua arah anak saya, sampai mengaitkan anak saya ke kakak kelasnya,” tambahnya lagi.
Terkait kejadian itu, Arga juga membuat laporan ke polisi karena tidak terima anaknya dianiaya oleh kakak kelasnya. Selain ke kepolisian, Arga mengaku juga sudah membuat laporan ke Komisi IV DPRD Kota Jambi, Dinas Pendidikan, serta lembaga perlindungan anak Kota Jambi.
“Saya harap kejadian ini cepat selesai dan tidak terulang kembali,” tandasnya.(*)