Seiring mendekatnya Pilkada Sungai Penuh 2024, Pemilihan Legislatif (Pileg) menjadi panggung pertunjukan strategis ketiga bakal calon Walikota: Ahmadi Zubir dari PDI-Perjuangan, Alvia Santoni dari PPP, dan Fikar Azami dari Golkar.
Bagi mereka, Pileg bukan sekadar ajang memilih wakil rakyat. Melainkan sebuah pemanasan sebelum laga utama Pilwako.
Ahmadi Zubir, sang inkumben, bukan hanya berfokus pada jabatannya di PDI-P Provinsi Jambi sebagai wakil ketua DPD. Namun juga memastikan loyalis-loyalisnya seperti Eks Kades Koto Lolo Dedi dan eks pejabat Asrizal mendapat dukungan dalam kontestasi Pileg.
Ini menjadi bukti keseriusannya untuk mempertahankan kursi Walikota.
Sementara itu, Alvia Santoni dari PPP memanfaatkan kesempatan Pileg sebagai momentum menampilkan kekuatan partainya.
Dengan caleg-nya yang merata di setiap dapil, PPP menunjukkan eksistensi yang kuat dan komitmen untuk kembali mendominasi DPRD Sungai Penuh.
Namun, dari ketiga kandidat, Fikar Azami mungkin yang paling agresif.
Manuvernya memboyong dua caleg unggulan Partai Demokrat – Hutri Randa dan Arlis Harun – ke dalam Golkar, menunjukkan upaya maksimal untuk memperkuat barisan dan memperluas pengaruhnya di masyarakat.
Praktisi politik Sungai Penuh, Mukri Soni, S.Ip, MS.i, menggarisbawahi bahwa Pileg 2024 ini menjadi ajang penting bagi ketiga kandidat untuk unjuk kekuatan.
“Pileg menjadi arena pemanasan. Siapa yang berjaya di sini memiliki momentum lebih kuat menuju Pilwako,” ujarnya.
Setelah persaingan sengit di tahun 2020, tiga tokoh besar kembali mempersiapkan diri untuk bersaing. Ahmadi Zubir, Walikota Sungai Penuh saat ini; Alvia Santoni, Wakil Walikota periode sekarang; dan Fikar Azami, putra mantan Walikota dua periode, Asafri Jaya Bakri, dan mantan Ketua DPRD Sungai Penuh, siap berkompetisi.
Ketiga kandidat, meski punya latar belakang dan basis kekuatan masing-masing, bersiap memanfaatkan Pileg 2024 sebagai arena pemanasan. Namun, dari ketiganya, Fikar Azami tampaknya memiliki beban emosi paling besar. Pasalnya, di Pilkada 2020, Fikar Azami harus menelan pil pahit kekalahan dari pasangan Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni.
Menggunakan momentum Pileg, Fikar Azami, putra mantan Walikota Sungai Penuh dua periode, Asafri Jaya Bakri, tampaknya mempersiapkan balas dendam. Dengan strategi agresif, dia berhasil merekrut dua caleg unggulan Partai Demokrat – Hutri Randa dan Arlis Harun – ke dalam Golkar, sambil memastikan basis kekuatannya tetap solid.
Mengingat latar belakang keluarganya dan posisinya sebagai mantan Ketua DPRD, dukungan bagi Fikar Azami tampaknya masih sangat kuat.
Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni, yang kini duduk di pemerintahan, juga tak kalah gesit. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk meneguhkan posisi dan memastikan loyalis masing-masing memiliki tempat yang strategis di Pileg.
Dengan setiap kandidat berusaha keras memaksimalkan potensinya di Pileg, pertarungan menuju kursi Walikota Sungai Penuh dipastikan akan semakin seru dan menarik.(Dewi Wilonna)
Analisis Politik: Dinamika Pilkada Sungai Penuh 2024
Kami tim Litbang Jambi Link membuat catatan penting dari dinamika politik yang sedang terjadi di Kota Sungai Penuh. Ada beberapa hal yang kami cermati, dari isu dan berita terkait di atas. Berikut catatan penting dan hasil analisa kami:
1. Latar Belakang Historis:
Pilkada Sungai Penuh 2020 memberikan gambaran tentang kekuatan politik tiga tokoh: Ahmadi Zubir, Alvia Santoni, dan Fikar Azami. Pertarungan sengit antara Fikar Azami melawan duet Ahmadi-Alvia mengindikasikan betapa kompetitifnya arena politik Sungai Penuh. Kemenangan pasangan Ahmadi-Alvia memberi mereka momentum, sementara Fikar Azami harus memulihkan diri dari kekalahan.
2. Dinamika Kekuatan:
- Fikar Azami: Dengan latar belakang sebagai putra mantan Walikota dan mantan Ketua DPRD, Fikar memiliki basis kekuatan yang kuat. Kekalahan di 2020 mungkin mempengaruhi moral, tetapi juga dapat memotivasinya untuk membangun strategi lebih kuat. Rekrutmen caleg unggulan dari Partai Demokrat menunjukkan ambisinya untuk memperluas pengaruh dan mendiversifikasi basis dukungannya.
- Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni: Sebagai pemimpin saat ini, mereka memiliki akses ke sumber daya pemerintah dan kemungkinan mendapat dukungan dari pemilih yang merasa puas dengan kinerja pemerintah saat ini. Namun, mereka juga berisiko menerima kritik atas ketidakpuasan publik terhadap kebijakan atau tindakan pemerintah.
3. Strategi Pileg 2024:
Pileg menjadi ajang penting bagi para kandidat untuk menguji kekuatan dan strategi mereka. Mereka yang berhasil di Pileg akan mendapatkan momentum dan legitimasi lebih besar menjelang Pilkada. Merekrut caleg yang berpengaruh dan memiliki basis elektoral kuat menjadi kunci untuk memenangkan kursi legislatif sebanyak mungkin.
4. Prediksi dan Saran:
- Untuk Fikar Azami: Fokus pada kampanye positif yang menyoroti visi dan misinya untuk Sungai Penuh. Menggunakan narasi “kembalinya putra daerah dengan visi baru” bisa menjadi pendekatan yang menarik. Kerja sama strategis dengan partai lain untuk membentuk koalisi yang kuat dapat meningkatkan peluangnya.
- Untuk Ahmadi Zubir dan Alvia Santoni: Mereka perlu mempertahankan citra positif dan menunjukkan prestasi selama memimpin. Menghindari konflik internal dan memastikan basis dukungan tetap solid adalah kunci. Membangun relasi baik dengan partai-partai lain juga bisa membantu memperkuat posisi mereka.
Pilkada Sungai Penuh 2024 akan menjadi ajang pertarungan ketat antara tiga tokoh besar dengan latar belakang dan kekuatan masing-masing. Persiapan, strategi, dan adaptasi terhadap dinamika politik lokal akan menentukan siapa yang akan berjaya. Bagi para pemangku kepentingan politik, memahami aspirasi masyarakat dan meresponsnya dengan program yang tepat adalah kunci untuk memenangkan hati pemilih.(*)
Awin Sutan Mudo