MISTERIUS! Tidak banyak yang tahu. Padahal lahan pabriknya 1.200 hektar. Luasnya minta ampun. Pekerjanya pun 12 Ribuan orang. Bahkan pernah sampai 15 ribuan. Orang-orang itu kerja di dalam hutan. Di pedalaman Tanjung Jabung. Disebuah pabrik. Itulah PT Lontar Papyrus Pulp and Paper. Pabrik kayu pertama dan terbesar di Indonesia.
BACA JUGA: Nama Kapolda Menguat!
Aris Adhianto. Bos pertama WKS. Yang mendirikan Lontar Papyrus itu. Pabrik kayu terbesar yang misterius itu. Pabrik yang luas lahannya sempat di protes Agrowiyana itu. Yang membuat Agrowiyana terheran-heran. Angkat topi dengan Aris Adhianto. Luas lahan Pabrik yang seperti luas real estate.
“Saya nanam kayu dulu, baru bangun pabrik,”cerita Aris Adhianto saat dijumpai Jambi Link di kediamannya kawasan Depok, pertengahan Desember 2018 lalu.
Pak Aris membangun Lontar Papyrus selama 4 tahun. Pabrik baru jadi pada tahun 1994. Lontar adalah nama pabrik di aceh. Pabrik ini mempekerjakan 12 ribu sampai 15 ribu orang. Banyak sekali. Lokasi pabrik tak ubah seperti kota di tengah hutan. Sangat ramai. Orang lalu-lalang. Orang beraktifitas. Siang dan malam. Tapi tak pernah diresmikan presiden. Cukup diresmikan kades setempat.
Pak Aris mengakui, banyak orang Jambi tak tahu keberadaan pabrik itu. Apa aktifitasnya. Pernah ada lulusan Unja dan Dosen. Berkunjung kesana. Langsung kaget. Mereka baru tahu. Ada pabrik besar di tengah hutan.
“Begitu tertutupnya,”ujar pak Aris.
Menutup diri adalah bagian dari strategi. Agar warga tidak banyak protes. Agar operasional perusahaan tidak banyak mendapat gangguan. Utamanya dari luar.
Sebenarnya pak Aris lah. Yang merancang strategi itu. Dia cerdas. Jago berkomunikasi dengan siapapun. Punya jaringan luas. Hebat memupuk hubungan dengan semua kalangan. Termasuk hebat menjinakkan musuh. Pak Aris tak pernah pilih-pilih teman. Pejabat dan tidak pejabat. Semua dikawani. Itu yang membuat ia disegani. Sekaligus dicintai. Orangnya pun royal. Suka berbagi dan peduli.
Pak Aris membuka cerita. Bagaimana dia membangun pabrik besar itu. Tanpa resistensi masyarakat.
“Semua orang tua tengganai aku panggil. Mereka orang-orang tua. Pemuka adat. Mereka bingung. Kita diundang untuk apa. Yang ngundang anak muda pula,”kata pak Aris menceritakan sikap tokoh adat kala itu.
“Saya dianggap anak muda. Biasanya tokoh-tokoh adat itu di undang gubernur. Ini kenapo anak kecil yang undang. Aku diketawain orang. Tapi itu buat saya terharu,”kata pak Aris.
Begitulah caranya. Dalam menjinakkan simpul massa. Untuk meredam protes. Jika terjadi suatu penolakan. Meski dicemooh. Ditertawakan. Dianggap anak kecil. Tak menyurutkan langkah pak Aris. Tak membuatnya gentar. Tak membuatnya lantas malu.
Ia tetap membangun komunikasi yang baik. Memberi penjelasan yang rasional kepada tokoh adat. Kepada simpul-simpul massa itu. Dan tentunya, memberikan serta mengakomodir kebutuhan tokoh adat tersebut. Untuk membangun daerah. Pak Aris selalu mensupport. Program-program para tokoh-tokoh adat itu. Lambat laun, pak Aris makin dicintai.
“Saya sudah tahu persis. Kalau ada demo, lembaga adat udah rapi. Gakda yang komplain. Karena adem, tidak banyak gejolak. Makanya orang Jambi banyak tidak tahu ada pabrik ditengah hutan itu. Misterius,”jelasnya.
Sama halnya dengan WKS. Perusahaan kayu yang dibangunnya. Menurutnya, banyak orang tidak tahu WKS. Karena sangat tertutup. Namun, keberhasilan WKS. Keberhasilan Lontar Papyrus. adalah tak lepas dari nama Pak Aris. Dialah otak dari keberhasilan dua raksasa kayu kelas dunia itu.
Sebagai orang asing, pak Aris bisa dengan mudah diterima. Oleh orang Jambi. Itu berkat kemampuannya. Kecerdasannya. Dan terpenting berkat kepeduliannya kepada daerah Jambi. Kepada masyarakat Jambi. Ia tak pernah menyakiti warga Jambi. Bahkan, pak Aris banyak mengorbitkan anak Jambi. Hingga sukses.
“Pernah pada tahun 92. Saya pertamakali masuk Tebing Tinggi. Ketemu Bupati Slamet Barus. Dia ketakutan kalau rakyat tidak pilih golkar. Saat itu menjelang pemilu. Aku jamin kedia. Dua minggu beres. Dan betul selesai. Slamet Barus terheran-heran,”ungkapnya.
Pak Aris menceritakan. Bagaimana dia merancang. Memobilisasi massa untuk pemenangan Golkar. Yang Bupati Slamet Barus tidak pernah terfikir. Bagaimana caranya itu.
“WKS mau melakukan pembebasan lahan. Semua masyarakat saya suruh buka rekening BRI. Saya setting duit masuk tabungan. Alasannya duit banyak. Kkhawatir di todong orang. BRI setengah percaya setengah nggak. Kawatir gak jadi. Rupanya jadi. Semua klir. Pembebasan lahan klir. Golkar dapat suara. Bupati Slamet Barus aman,”jelasnya. Bersambung…