JAMBI – Memasuki Bulan November 2018 ini, dilema para petani Indonesia khususnya di provinsi Jambi semakin menjadi. Bagaimana tidak, selain harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang menurun, ternyata karet juga mengalami penurunan.
Seperti yang disampaikan Putri Rainun, selaku Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan Standarisasi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Disbun Provinsi Jambi, Jumat (16/11/18). Bahwa harga karet saat ini mengalami penurunan, hingga mencapai harga Rp. 16.600.
“Harga karet saat ini juga sedang turun. Harga karet tergantung K3 nya, dan kalau indikasi saat ini Rp. 16.600 perkilo.” Ungkap Rainun saat dihubungi via seluler.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa penyebab turunnya harga karet ini, diakibat oleh banyak faktor. Seperti persaingan dagang dunia, dan menguatnya nilai Rupiah.
“Banyak faktor, dan salah satunya menguatnya rupiah.” ujarnya.
Untuk itu, agar bisa memperoleh harga dengan standar yang lebih baik. Pihaknya menghimbau, supaya petani meningkatkan kualitas karet bersih, dan menjual langsung ke pabrik.
“Kami selalu menghimbau petani, untuk membuat bokar bersih, dan membentuk kelembagaan UPPB, dengan menjual langsung ke pabrik.” imbuhnya. (rie)